Selamat malam.
Saya tidak mengenal anda.
Sebagaimana anda tidak mengenal saya.
Pada awalnya.
Hubungan saya dengan kekasih saya (oh sekarang dia menjadi kekasih anda) baik-baik saja. Tidak sempurna, tapi baik-baik saja.
Penuh ketegangan karena disembunyikan, penuh keraguan karena ketidakpastian dan penuh tangis-tawa karena berkali-kali dihiasi wacana perpisahan. Akan tetapi, saya dan dia bahagia.
Waktu itu.
Tentu saja kehadiran anda di tengah kami bukanlah hal yang patut dipermasalahkan. Kehadiran anda, membuat masalah. Di tengah kami, tentu saja tidak.
Karena anda tidak tahu.
Dan saya tidak menyalahkan anda.
Memang seharusnya, tidak ada yang tahu.
Karena di dalam hati kecil kami, hubungan ini akan hancur.
Pada waktunya.
Saya ingin meminta maaf atas kelancangan saya. Beberapa waktu lalu waktu hubungan kami hancur layaknya bangunan yang digerogoti rayap, saya menggali informasi tentang anda. Dengan beberapa cara, yang tidak perlu saya tuliskan disini, tentu saja.
Mengapa? Karena pada dasarnya saya hanya ingin lebih mengenali saingan saya.
Pada dasarnya.
Anda hanya seorang wanita yang terlalu lama mengenal kekasih saya (yang sekarang menjadi kekasih anda) dan ingin memiliki romantisme dengannya. Kekasih saya (yang sekarang menjadi kekasih anda) tentunya mencoba mengusir jauh-jauh perasaan itu. Meskipun tidak cukup jauh, sehingga anda bisa leluasa mendekatinya lagi dan lagi. Sebagai sesama wanita, saya angkat topi atas usaha anda yang memang akan dilakukan oleh wanita-wanita lainnya.
Pada umumnya.
Sekarang, saya memiliki saran untuk anda.
Jaga dia baik-baik.
Anda tentu tidak ingin kehilangan dia sebagaimana saya kehilangan dirinya kan?
Terlebih lagi, apabila memang anda akan kehilangan dia, jangan sampai kejadiannya seperti apa yang menimpa saya.
Jangan salah sangka, saya tidak peduli dengan anda. Saya sudah cukup terluka oleh kenyataan bahwa saya menjadi nomor dua. Jangan buat saya menjadi nomor tiga.
Ucapkan selamat tidur kepadanya dan selalu menjadi yang pertama mengucapkan selamat pagi dikala mentari menyapa.
Usahakan dia yang tertidur dahulu atau anda akan mendapatkan silent treatment darinya yang membuatmu memutar otak mencari cara agar dia kembali tertawa.
Dia suka hal-hal lucu dan kekanakan, humor receh, tidak terlalu romantis. After all, he’s still a boy than a man.
Dia terlihat keras, namun sesungguhnya sangat lembut. Sedikit kejutan dan romantisme akan meluluhkannya.
Sisanya? Anda harus menemukan sendiri. Anggap saja ini bonus dari saya.
Oh, satu lagi.
Terima kasih.
Anda telah menyadarkan saya bahwa dia bukan pria yang terbaik dalam hidup saya.
Karena pria yang menolak berjuang,
Pria yang menganggap remeh mimpimu,
Pria yang tidak mau berada di sisi saya saat masa-masa sulit,
Pria yang mudah berkata “cukup sampai disini saja”,
Bukanlah pria yang saya inginkan di hari tua saya.
Yah, tapi mungkin cukup baik untuk anda.
Salam.
*Pengalaman saat menjadi orang yang dirugikan oleh pihak ketiga*