Senin, 27 Januari 2014

Tangis adalah tangis. Darah adalah darah.

Seoul 06:00 ...
Cerah. Pagi yg sedikit basah oleh sisa-sisa hujan semalam. Harum rumput,terik mentari dan suara kicau burung semakin membuat suasana menjadi lebih gurih. Ah! Ini benar2 surga buat kairen. Ya! Rumah dan harmoni alamnya,selalu menenangkan keadaan hati yang berantakan.
*tritone*
"Ren,lu di bbm bengong aja dari semalem. Bertapa dimane lu?". IM dr irma.
"Tau aja lu gue lagi bertapa pasang susuk busuk d kaki gue". Bales kairen.
"Buju buset lu! Kenapa di kaki coba? Di dada napa biar jd kek dadanya jube"
"Biar kaki gue jadi kek punya rihana. Tapi yg terpenting,bisa kuat nendang lu kalau bertingkah. Halah! Jupe buk jupe.."
"Kalo lu mah jube. Julia gak beres"
"Asem". Bales kairen sambil nuding2 iphonenya. Seolah si irma berada didalamnya.
Burung gelatik terbang singgah di pagar bambu di depannya kairen. Sejenak,teringat kembali apa yg kairen dengar kemaren. Seketika,matanya berkaca.

Jika keadaanku tidak seperti sekarang,tidak akan aku berada disini buat kamu sekarang..

Kairen menghela nafas panjang.
Seakan ia tidak bisa bernafas lagi esok,ia hirup udara dalam2.
*tri tone*
"Ren,lu besok ada acara? Yuk ke kantor imigrasi bareng gue". Kairen diam menatap pesan singkat dari seniornya lila. Ditatapnya dalam. Entah apa yang ada dipikirannya,tapi kairen kosong. Tidak ada jiwa didalamnya.
*tri tone*
"Gamana kaireen?????". Masih dari seniornya lila. Tetap diabaikan.
Kairen merebahkan tubuhnya diatas rumput yang setengah basah. Jilbab baby pinknya dipenuhi dengan sampah reruntuhan rumput,basah,tapi seolah mengatakan 'lelaplah sejenak ren'..

It's not about being what everyone wants you to be, it's about being yourself & finding someone who truly loves you for what you are.

"Ren,balik jam berapa ke surabaya? Ta bikinin abon ya?" Teriakan ummi terdengar sayup dari kejauhan. Namun,kairen tetap kosong.

Kamar kairen 17:10 ...
Seolah kemaren. Bagi kairen,tetap nyata. Taman,arboretum,jalan romantis.. Semua seperti kemaren. Tidak dimengerti atau hanya dirumitkan untuk dimengerti. Dalam dan yang terdalam. Bagi kairen,itulah adanya. Semua masih nyata. Seolah hanya mimpi yang sekarang. Berbalik, mimpi seperti nyata dan kenyataan seolah mimpi. Dekat tak terlepaskan.
*tri tone*
"Ren,lu dimana? Ngopi yuk?" IM tari mengejutkan.
Adalah tari. Teman kairen semenjak dulu. Sudah 2th tidak bertemu. Ia sekarang lekat dengan dialek britishnya. Ya! Dia lagi melanjutkan mimpinya di melbourne.
"Gue di desa nyak. Lu di indo? Tumben? Gue perlu bawa AH ga nih?". Bales kairen.
"Heh lu kutu kecoa,gue bukan algis cincong ye"
"Kali aja lidah lu kebakaran nanti kalau minum kopi endonesa"
"Oke fix! Lu yang traktir gue!"
"Males bin slamet nyak!"
Kairen tertawa kecil. Sudah lama dia tidak nyumpah nyerampahi si tari. Lalu kairen kosong.

Rasa memiliki itu hidup seperti sel. semula satu dan kemudian terpecah jadi seribu satu. dan aku menyimpan sel-sel yang sangat sehat. ia akan terpecah diluar kendali cinta itu sendiri. sel ini terus bertambah dan merambah. mereka hidup melingkari kita, semenjak kita saling mencinta. suka tak suka.

Braaakkk! Tiba-tiba wajah kairen tertimpa bantal.
"Ayaaaaaaa'... Jangan gitu,ga boleh kamu kasar gitu. Ga dibeliin rotiboy lho ya!"
Adalah aira,keponakan kecil kairen yang selalu membuat kairen ingin dirumah. Celotehannya membuat semua beban kairen di tanggalkan sejenak. Aira semakin tumbuh,semakin cantik dan semakin pintar.
"Le',ayo maen zombie". Ucap aira sambil merengek.
"Tapi aya' maen sendiri ya? Jangan sama le'. Le' mau balik sekarang. Nih!" Kairen menyodorkan handphonenya.
Tiba-tiba tri tone berbunyi. Raut wajah kairen langsung berubah seketika membaca pesan yang baru saja masuk. Kembali nyata. Masa lalu itu.

Aku tidak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus - terusan memikirkan orang yg sama. bingung di antara penyesalan dan penerimaan.

Malam hari di masjid depan rumah 19:18 ..
Dingin. Daun yang memantulkan cahaya neon,meneteskan sejuk air sisa hujan. Harum tanah dan kesunyian khas pedesaan. Sampai mati pun kairen selalu menyukai suasana seperti ini. Iya, ini adalah nikmat kecil dari tuhan yang kadang jarang manusia menyadarinya. Selain kesehatan.
Kairen menyandarkan tubuhnya di salah satu pilar rumah tuhan tersebut. Masih teringat jelas bagaimana kata - kata yang terpampang itu. Ah! Bagaimana dia sekarang? Apa yang dia lakukan? Apa dia juga selalu memikirkan aku? Tuhan, jagalah dia selalu apapun keadaannya dan sedang apapun dia.
"Tante belum balik? Kapan dateng?". Sosok laki - laki membuat kairen tersadar dimana raganya berada.
Adalah dedi,keponakan kairen yang sekarang sudah beranjak tumbuh menjadi laki-laki. Padahal,rasanya hanya kemaren kairen melihat dedi naek sepeda dengan pakain merah putihnya berangkat sekolah. Sekarang dia sudah menjadi salah satu mahasiswa di universitas negeri di malang.
"Kamu libur ded? Ko ada disini? Besok paling balik". Balas kairen.
"Libur te,1minggu lagi balik ke malang. Uda ga betah disini nih te,sepi!"
"Ga betah disini apa ada yang nunggu di malang nih? Ngaku!" Seloroh kairen sambil nyengir.
"Ah,tau aja tante. Masih baru nih te. Belum juga ketemu. Cuma tuker2an kata lewat bbm aja. Tp senengnya uda minta ampun". Aku dedi malu-malu.
"Ooo..belum kopdar nih? Cepetan tu! Nanti keburu basi!"
"Iya te,tapi masih bingung mau merangkai kata-kata buat ngajak ketemu te". Dedi nyengir.
"Ded.. Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?". Nasehat kairen.
"Copas te copaaaas..". Ujar dedi sambil tertawa penuh kemenangan.
"Uda,cepetan ajak ketemu ntu bidadari. Keburu kurbanan". Ujar kairen sambil berdiri dan bergegas menuju rumahnya.

Kamar kairen 20:30 ..
Lagu nothing's gonna change my love for you melantun pelan. Kairen masih kosong. Tetap dengan raga yang jiwanya entah kemana. Handphonenya tiba-tiba berdering.
"Ren,jadi ikut travel gue besok?" Suara diseberang sana tidak kairen kenal.
"Oh,ho'oh ho'oh. Makasih ya?". Jawab kairen asal meskipun tidak tahu siapa di seberang sana.
"Oke ren. Ka..". Belum slesai ngomong,buru2 kairen langsung mengakhiri telponnya.
Kairen menghela nafas panjang. Hidup adalah bagaimana kita bisa survive dengan segala penyesalan di masa lalu dan resiko yang harus kita tempuh di masa yang akan datang dengan segala keputusan yang kita ambil saat ini. Iya,keputusan. Kalimat sederhana tapi itulah yang membuat kairen mengalami jalan yang berliku dengan segala coba'an. Beruntung, dia masih bisa melalui meskipun dengan tertatih. Bahkan,kalau ujian itu di analogikan ke sebuah materi atau skill,mungkin kairen sudah dalam tahap advance.

Nothing's gonna change my love for you,you ough to know by now how much i love you. One thing you can be sure of,i'll never ask for more than your love.

Seiring lagu itu melantun,kairen terlelap. Wajah yang penuh dengan keletihan. Wajah yang seakan berteriak letih dengan kehidupan ini. Tidak ada yang lebih penting bagi kairen selain kebahagiaan kedua orang tuanya. Tapi, kebahagiaan yang kairen prioritaskan adalah hal yang kadang membuat kairen terpuruk. Hidup memang benar - benar tidak di mengerti oleh kairen. Lebih tepatnya tidak terpahami.

Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.