Minggu, 09 Februari 2014

Laut, aliran air, juga atmosfer kita..

Seoul 3 jan 2014...
"Kenapa bapak tidak terima? Memang iya aku bukan siapa2 disini? Iya? Aku bukan anaknya bapak? Kenapa selalu aku yang salah? Kenapa? Aku dari dulu tidak pernah mengeluh tentang sikap bapak sama ibuk! Untuk hal ini kenapa bapak tidak mau lagi? Kenapa?". Entah kerasukan apa,suara kairen begitu lantang menggema. Laki-laki tua itu sesekali batuk,tapi raut kaget dan cengang tidak bisa disembunyikan.
Braak!! Suara meja jatuh membuat suasana tambah sunyi. Membuat semua tercengang. Tumbukan kaki kairen dan meja tidak dirasa sakit sama sekali oleh kairen. Tumbukan itu keras,sangat keras. Tapi sedetik pun tidak menghentikan langkah kairen. Kairen terus melangkah menuju kamarnya.
"Ren..nak..reeen...". Suara itu gemetar,diiringi batuk,bapak kairen terus memanggil namanya.
Iya,sore itu kairen baru tiba dirumahnya. Memang sudah ia siapkan sebelumnya. Sepanjang jalan,malam sebelumnya,sehari sebelumnya,kairen menyusun kata-kata yang mau diucapkan pada bapaknya. Tapi,semua hilang. Entah apa yang merasuki kairen,tiba-tiba saja semua meluap. Kairen sudah capek dengan kehidupan yang ia jalani. Kata lelah tidak bisa menggambarkan seberapa letihnya kairen pada hidup ini.
"Aku balik. Pamit!". Ucap kairen sembari menelpon tukang ojek langganannya.
"Ga perlu diantar,aku sudah telpon pak saffak". Lanjut kairen.
Diruang tamu,3 pasang mata pandangannya tidak lepas dari kairen. Tidak bisa berkata apa-apa. Hanya termangu melihat gadis itu melangkah semakin jauh meninggalkan ruang tamu.
"Dek,kamu mau naik apa? Makan dulu ayo? Kasian bapak sama ibuk!". Wanita itu berusaha mengejar kairen.
"Naek bus! Nggak mbak,aku balik cepet. Daripada disini nanti tambah bikin bapak sama ibuk ga enak". Jawab kairen sembari salaman pada kakak perempuannya itu.
Lagi-lagi,hanya tatapan wajah yang kosong tak lepas dari kairen oleh kakak perempuan kairen.

Di bus...
Telpon kairen bolak-balik berdering. Pesan masuk memenuhi inbox kairen. Tak satupun panggilan masuk diangkatnya serta pesan masuk pun tidak ada yang dibacanya.
Tatapan kairen kosong,selama perjalanan ia memandangi laut dan rumpun pohon bakau. Air matanya tak terbendung lagi. Cinta,trauma,paksaan,hidup? Semua seakan tersiratkan di tiap tetes air mata kairen.
*tritone*
"Ren,kenapa ga bawa mobil aja dek? Kmu dimana? Sudah berangkat? Mbak anterkan mobilnya ya? Kami khawatir". Pesan masuk dari kakak kairen.
Kairen hanya memandanginya tak bergeming. Sesekali ia menepuk dadanya. Sesek! Ingin menangis teriak meluapkan nyeseknya tapi tidak bisa. Ya! Ia hanya bisa menepuk-nepuk dadanya.

Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, sebelum dan saat dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.

Sub 12:10...
"Tante masak apa? Kairen lapar".
Wanita paruh baya itu tetap saja mengiris tomat tanpa mengacuhkan riuk manja kairen.
"Tee..kairen pengen ke sumber mente. Tante titip apa?".
"Reen.. Ini potongin tomat. Tante mau ke sumber mente". Tante kairen berlalu begitu saja tanpa basa-basi. Tetap saja wanita paruh baya ini. Paling tidak bisa mendengar kata sumber mente. Entah apa yang dicarinya disana,selalu tidak pernah bosan kesana.
"Yaaah.. Tante,maunya". Kairen mencibir.
"Kalo Potongannya jelek,kamu ga boleh makan!".
"Tee.. Ikuut.."
"Ga. Aneh2 nanti".
Kairen berlalu ke dapur sembari menggerutu..
"Dek,besok tante anterin ke kantor ya?". Teriak tante dari depan.
"Kairen mau make mobil nanti sore tantee,maaf gabisaa". Ga kalah teriakan kairen.
"Yasudah hati2,sama anak2?"
"Iya paling te"
Tante kairen berlalu. Kairen hanya memandanginya terpaku. Raut kesepian dari wajah wanita paruh baya itu tidak bisa disembunyikan. Ya! Kesepian yang sekian lama dirasakan di rumah tangganya tanpa kehadiran seorang anak. Sudah 15th tante kairen membina rumah tangga,sampai sekarang belum juga di titipi sama yang diatas. Kadang,pertengkaran kecil malah menjadi besar hanya karena sensitifitas masing-masing pasangan. Ya! Tante dan om kairen selalu beradu hanya karena masalah kecil. Sekarang kairen baru mengerti istilah anak itu adalah pengikat yang kuat,tidak hanya lahir tapi bathin. Seketika kairen melihat handphonenya. Tidak ada lagi panggilan masuk karena semua nomer orang rumah kairen block. Air mata kairen jatuh,sakit didadanya memikirkan apa yang telah ia katakan kemaren pada orang tuanya. Hati kecilnya berkali-kali bergumam : pak,maafkan kairen.

Dijalan 17:30..
Macet,gerimis,pemotor memenuhi jalanan ini. Memang,ini waktunya para buruh pabrik di sekitar kota ini pulang. Ditambah lagi,ini akhir pekan. Banyak mobil dari arah sub ke arah kota bunga melintas. Iya! Kota bunga adalah tujuan wisata akhir pekan orang-orang yang semingguan penat dengan pekerjaan di kota sub dan sekitarnya. Ditambah lagi cuaca pada saat itu gerimis rata. Tidak salah kalau kairen harus banyak-banyak mengoleskan balsem geliga di kakinya akibat dari kemacetan yang lumayan memenatkan ini.
*tritone*
"Ren,lu dimana? Udara kek gini enaknya frapuccino ren. Hehe.. ". IM dari irma.
"Gue lagi ada proyek besar-besaran. Lu ganggu gue dengan IM lu 1detik,gue denda 1jt". Balas kairen.
"Alah,paling juga proyek tidur! Okede,nanti kalo selesai ntu proyek,gue di ping!".
"Ngeping elu malah bikin batere ipphi gue berkurang 30%. Ogah ah! Hemat energi!".
"Tak apa. Gue sediain powerbank 12rb Mah buat ntu ipphii". Irma tidak mau kalah.
"Ape kate lu deh nyak!". Bales kairen sembari manyun.
Tak ada senyum sedikitpun di wajah kairen. Tegang,letih,kecewa,takut,itulah yang tergambar. Celotehan irma pun tidak sampai hati membuat bibir kairen dalam posisi 'waikiki'.

Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kita buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kita sembunyikan.

Kota bunga 20:00...
Seperti biasa,dingin menusuk tulang. Jalanan yang dulunya sepi sekarang sudah ramai. Ya,setiap sudut jalanan di kota ini menyimpan kenangan. Kenangan kairen bersama orang yang paling kairen cintai,hingga saat ini. Mall itu,permainan itu,taman itu,cafe itu.. Tetap sama. Ya! Semua tetap sama, dan hati kairen pun tidak berubah. Tetap sama.
Kairen menginjak gasnya menuju salah satu penginapan di sebelah barat kota itu. Setiap jalan dan sudut taman yang kairen lalui, seakan menyambut kedatangan kairen dengan asing. Entah kenapa nyesek,air mata tak tertahankan bagi kairen.

Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan. Dan aku berada diantara diam dan bergerak.

"Maaf mbak,kamar penuh. Mohon maaf mbak ya?". Ucap resepsionis itu membuat kairen kecewa.
"Oiya mas,makasih ya". Kairen berlalu.
Kairen tidak bisa melihat jalan setapak itu,tidak bisa melihat bangunan kokoh diatas kali dan tidak bisa mendengarkan suara burung diatas ranting sungai pagi hari. Kecewa,tapi harus diterima.
Betapa rindu ini menyiksa. Semakin menyayat hati ketika kita berada di bawah atmosfer yang sama tapi tidak bisa saling sapa. Hanya untuk melihat senyumnya pun tidak bisa. Di bawah langit dengan berjuta kenangan tersisa. Sakitnya, kenangan itu nyata bagi kairen.
Jalan ini,entah kenapa kairen tiba-tiba berada disini. Setiap kairen berada di kota ini,ia selalu melewati jalan ini. Seakan ada yang menuntunnya, tanpa sadar kadang kairen sudah berada disana. Seketika, perasaan itu datang. Kairen bolak-balik melihat ipphii, berharap ada pesan dari dia. Tapi tidak mungkin. Tidak akan pernah mungkin. Berulang kali kairen typing pesan, dan berulang kali pula kairen hapus pesan itu. Tidak ada keberanian dihati kairen. Bukan tidak ada,tapi ketakutan lebih tepatnya yang lebih mendominasi. Ia cuma bisa memandangi jalan setapak itu. Rumah pojokan itu juga tak lepas dari tatapan kairen.
"Huuuuuuufttt...". Kairen menghela nafas panjang.

Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.

Kota apel 22:30...
"Iya mas aku ambil yang solo". Kairen tanda tangan di slip penerimaan guest.
"Iya mbak,mari saya antarkan. Nanti breakfast bisa dianter mbak". Resepsionis menjelaskan pada kairen dan bergegas membawa kairen menuju cottage pesanannya.
"Terima kasih ya mas". Ucap kairen sembari menutup pintu kamar itu.
"Huuuuffft..". Lagi-lagi kairen menghela nafas panjang.
Kamar yang cukup luas, dengan dekorasi interior yang mewah. Ranjang dengan bed busa ukuran 200x200, dengan ukiran khas solo (katanya). Lemari bedside yang cukup unik,sofabed dengan khas keratonnya. Lampu di dalam kamar ini cukup banyak,tp tidak ada satupun lampu neon. Semuanya lampu dop yang di bungkus dengan hiasan sedemikian rupa sehingga pantulan sinarnya tidak begitu menyala. Temaram manja (apalagi ini bahasanya :b). Oh iya,ada lampu neon satu. Itupun hanya dikamar mandi. Entah,kairen merasa interior kamar ini unik atau malah dia agak begidik serem. Seperti tempat-tempat keraton yang penuh dengan legenda setengah masuk akal.
Kairen beranjak ke koridor,ya! Dari sini kita bisa melihat lampu kelap/kelip dibawah sana. Seperti..bukit bintang! Hmm.. Kairen mulai memejamkan matanya. Tak ada sepercik pun rasa kantuk. Padahal,sudah 2 hari ini kairen tidak memejamkan mata. Bisa dibayangkan,betapa berat beban pikiran kairen. Kairen yang tidak pernah bisa menghindar dari pelukan kasur tiap harinya,ini bahkan sudah 2 hari kairen tidak jatuh ke pelukan kasur sama sekali. Dingin,di depan koridor terdapat kolam renang juga dengan cahaya minim. Yang ini bukan temaram manja lagi,tapi remang-remang. Disitu terlihat air kolam seperti permata,berkilau serta beriak,menambah keeksotikan malam yang dilalui disana. Tak lama berada di koridor,kairen melangkah masuk ke dalam cottage. Iya merebahkan diri di sofa dekat tempat tidur.

Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.


*tritone
"Ren lu tau obatnya haemorrhoid yang mujarab? Gue ga bisa berak ni!". IM enes merusak segala mood kairen.
"Pisau nes!". Jawab kairen singkat.
"Ya begini ni yang dikatakan dokter setengah lulus. Setdah!"
"Mau tau ga nih ukuran berapa mess nya?". Kairen tambah meladeni.
"Gue tau. Seukuran punyanya tukang potong ayam kan?"
"Kadang lu jenius melebihi habibi nes! "̮˚°◦♡Ώκωķωќ♡◦°˚"̮ ". Kairen tersenyum.
"Pesek lu!". Enes terlihat geram di teks terakhirnya.
Sejak 3 hari terakhir ini senyum pertama kairen. Kairen melemparkan ipphii dan menyabet handuk di dekat lemari yang berjejeran dengan tetek bengek permandian. Tubuhnya kini hanya dilindungi selembar handuk. Kairen beranjak ke kamar mandi.
"Yes! Bathup! Come on,it's my time!". Ujar kairen girang.
Tidak butuh waktu lama kairen membuat bathup itu menjadi lautan busa. Dengan hati-hati kairen masuk kedalamnya. Hangat!. Kairen berbaring memejamkan matanya. Dalam pikiran kairen,ia menyusun tempat-tempat yang akan dia kunjungi besok. Ada satu tempat yang ingin sekali dia datengi,mengingat tempat itu dada kairen nyesek. Tanpa sadar,air matanya netes,perlahan hingga deras membasahi. Tempat itu,gerimis,aliran air,bunga,dan rerumputan hijau.
"Tuhan! Aku merindukannya. Sangat!". Kairen terisak sembari menggigit bibirnya. Tetap dengan mata terpejam.

Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya.

Selasa, 04 Februari 2014

The Reason ^^

Oke, setelah mendapat banyak pertanyaan dan beberapa sindiran dari temen-temen gue, gue paparin nih maksudnya apa. (Nah! Napa lgsg nyerocos coba?. Ah sudahlah lanjut yuk!). Setelah membaca beberapa bioku di socmed ni ya, tak ketinggalan kata-kata 'beach, capuccino, rain, sunset, daaan.. Apa ya? Ini sih, moonlight!. Tapi cuma beberapa yang aku tulis. 3 teratas sih biasanya yang selalu aku tulis. Kenapa? Berhemat! :D Soalnya ni ya, di bio itu dibatesi cuma beberapa karakter saja. Nah! 「(˘.˘“). Okede, lanjut! Jelasin satu2 alasannya ya? (ya, meskipun gue tau ga ada yang minta dan ga ada yang mau sampe se detail ini ​(´._.`)> )

Beach, Capuccino, Rain, Sunset, dan Moonlight..


Rain...
Gue suka banget sama hujan. Mungkin ada banyak orang juga yang suka hujan. Mungkin juga ada yang nggak suka. Apa ya kira2 alasan buat yang nggak suka hujan? 「(˘.˘“) Yaa.. Mungkin hujan ganggu atau penyebab sakit atau macem-macemlah. Tapi itu bukan alasan. (ˊ⌣ˋ")>
Gue lebih suka hujan ketimbang pelangi. Mau dibilang pelangi lebih colourfull atau apalah.. Serius, itu gak ngaruh.
Karena ada hujan, setelahnya ada pelangi. Nah, fakta ini bikin gue seneng banget. Secara nggak langsung, hujan adalah alasan adanya pelangi. Tanpa ada hujan nggak akan ada pelangi.
Lebaynya gini nih, without you there's no me. Haha (´⌣`ʃƪ)
Yang gue suka dari hujan ituu...bau khasnya sebelum rintik air itu jatuh, caranya basahin bumi dengan tetesannya sama caranya turun berbarengan dengan bawa kenangan lalu.. Gue sendiri bingung, kenapa dengan liat hujan aja gue bisa seneng? Kenapa saat hujan turun gue yang selalu duduk manis cuma buat liatin hujan? Overall, gue udah mikir, sejauh ini cuma hujan yang bisa bikin gue kaya orang nggak normal. Ohya! Alesan gue suka hujan? Karena saat hujan, gue merasakan dia datang dan berlama2 di sisi gue. Makanya jangan cepet2 reda ya hujan. Biar kamu tetap disisiku (ˊ⌣ˋ")> Trus karena hujan itu ada ya, makanya gue suka. Gue nggak bisa bilang apa-apa saking kagumnya sama hujan, ciptaan Allah yang ini bener-bener fantastic, luar biasa.

Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah.
Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah. Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan. Sejuk, mirip embun. Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu..


When rains are falling, i'm in love.


Beach...
Secara nih yaaa, siapa yang gak suka pantai? Cuma orang bodoh yang nggak suka pantai (menurut gue). Drama2 di korea sama jepang juga seringnya bawa orang2 tercintanya ke pantai lalu menggenggam tangannya si cewek sembari si cewek disuruh menutup mata. Nah! Disitu si cowok membangun gundukan pasir yang didalamnya sudah disiapin cincin sodaraa!! Trus nih ya, si cowok minta itu cewek mengobrak-abrik gundukan pasir itu. Setelah si cewek nemuin cincin itu dengan ekspresi yang kaget, malu2, bertanya2, langsung nih si cowok narik pelatuk bilang : Will you marry me???
Aaaaaa...kaku gilaaak!!! Beruntung badai tu cewek, sumpah!. Trus jadilah kiss scene disana. What a romantic scene??? Huhuhu (´⌣`ʃƪ). Ini kenapa jadi ngayal ya? Back to beach! Oke ni ya, coba bayangin birunya air keliatan banget, terus awan putihnya yang seputih kapas, woooghh..wonderful! Trus bentangan airnya...beehhh!! Gue nggak bisa berkata apa-apa saat pertama kali liat pantai yang indah di Bali waktu kelas 6 SD. Itulah pertama kali gue ngerasa fall in love sama pantai. Udah sering sih liat pantai di deket rumah gue, suka iya. Tapi belum jatuh cinta. Soalnya ga terawat. Tapi nih ya, diliat dari penerawangan gue (aiiissh..belaga kurator yg lagi liatin lukisannya Pablo Picasso aja ni gue) tetap kerasa indahnya pantai setidakterawatsekalipun.. Gue nggak punya alasan yang benar-benar khusus sih (soalnya sulit menjabarkannya satu2, saking sukanya :b ) kenapa bisa suka sama pantai. Liat aja, ciptaan Tuhan yang ini bener-bener dahsyat. Dan berapa banyak orang di belahan bumi ini yang suka sama pantai??? Separoh? Duaparoh? Ah! Berapa paroh pun, tetep gue termasuk di dalamnya.

Laut adalah tempat yang tepat untuk memikirkan hal-hal yang tidak terpikirkan di daratan. Ketenangannya mampu membekukan segala tanda tanya...

I love Beach, for sure.


Capuccino...
Oke, yang satu ini tetap ciptaan tuhan. Cuma sudah diolah oleh tangan2 ciptaan tuhan juga. Mbulet kan? Memang! Semua di dunia ini ciptaan tuhan kan? Kita cuma bantu ngolah doank. Trus alasan apalagi yang membuat kamu tidak mau bersyukur??? Laah.. Belum jum'at ya? (Bukan khotbah sih ya (ˊ⌣ˋ")> ). Daan..gue harus bener2 bersyukur, tuhan sudah menciptakan biji kopi sehingga lidah ini bisa mencicipi yang namanya capuccino. Duh gaaaiiisss... Lu pada bisa bayangin ga? Hujan atau gerimis manja gitu, sama telinga di sumbat sama earphone, trus playlistnya akustik, trus trus di depan mata teronggok secangkir capuccino. Beh! Surga gaisss surgaaa.. (Lebay sih, tapi itu bener yang gue rasain). Ga ada alasan khusus sih kenapa gue suka capuccino, tapi ada alasan mendalam! (Nah? Bedanya? :b ). Oke gini! Selama gue ngalamin mimpi buruk, gue takut tidur. Yang gue lakuin tidak lain ya membaca sambil menenggak kopi. Serius ini bukan telenovela, gue ngalamin beneran itu. Kopi yang cocok dilidah gue itu ya yang berakhiran 'cino'2 lah. Capuccino,mocchacino,frappucino, dll. Tapi gue ga suka sama cino. (Bahasa lainnya singkek. Hihihi^^). Sori, yang mrasa cino atau keturunan cino, jangan tersinggung. Gue ga sukanya sama cino itu karena mereka bisa kaya hanya dengan menciptakan barang2 'plagiat'. Nahloh! Dan ini ya, kok sepertinya di indonesia yang ber'uang' itu cino ya? Pribumi malah jadi budaknya. Ooh..RIP pribumi indonesia. Tapi ini bukan hanya omongan lho ya.. Seperti kebanyakan gue liat di "mall2" high-end (menengah keatas lah), yang bersileweran kesana kemari itu ya manusia bermata sipit dan berkulit putih tersebut. Sedangkan pribumi? Bisa dihitung jari. Banyak sih pribumi, tapi jadi SPB/SPG nya atau juga jadi Cleaning Servicenya. Cuma gue salutnya sama cino, semangat kerjanya mereka patut diacungi jempol dan ditiru.(ini kenapa jadi bahas cino? Duh gusti! Nyelamurku kumat!).
Overall, kenapa capuccino? Karena dia ada dimana2, di kedai apapun atau cafe apapun pasti ada menu minuman itu. Frapuccino juga suka, tapi itu adanya cuma di 'bintang'buck. Hadeeh.. Jadi alasannya karena si capuccino itu Indomaret ya? Ada dimana-mana? Hmmm.. Itu alasan gamblangnya. Tapi alasan yang lebih mendalam, ada satu sisi menyentuh ketika gue menikmati capuccinoku.. I love coffee, and i heart capuccino...

I think if I'm ever asked to recall what Year 12 was all about, I'll remember it as one big cappuccino experience...

Sunset...
DUDEEEEEEE I LOVE SUNSEETTTTTTTT!!!!!!!!!!
Ini adalah penampakan alam pertama yang gue paling gue suka. Gue lebih suka nyebutnya 'senja' dibanding sunset. Ga tau juga kenapa, tapi senja lebih ngena aja kali ya kata-katanya 「(˘.˘“). Penampakan alam ini bener-bener luar biasa, Subhanallah. Ga ada hal yang lebih membahagiakan selain melihat matahari terbenam (re: senja) begitu menurut gue. Tapi sayang, sampai sekarang gue belum bisa liat senja yang bener-bener. Maksudnya, ga pernah liat di lapangan luas terus liat langsung matahari yang menghilang ke perut bumi, sama sekali ga pernah. Atau liat diatap gedung yang paling tinggi, juga ga pernah. Cuma sekali, itupun ketutup tower2 gedung yang menjulang. Hanya keliatan beberapa bagian juga udah hampir tenggelam sudah senjanya. Kayak gitu aja senengnya luar biasa, meskipun sebenernya cuma dikit dan udah gelap banget hari. Tapi gpp. Sama seperti yang lain, gue cuma suka sama sunset, bukan berarti punya alasannya. Karena kalau gue punya alasannya, sama aja gue mau milikinnya. Salah satu impian gue: Ya, Allah, semoga aku bisa liat senja sama dia di atap gedung yang belum jadi, atau dirumput yang luas.
Gue tau, emang gila. Tapi, who careeesss???
I love sunset. More than I love you:-D #JalukDikeplak


Moonlight...
Yang ini sudah berhasil bikin gue gila. Akhir-akhir ini gue suka liat Moonlight, dan itu gue bersyukur banget. Jujur aja, setiap kali liat moonlight, gue bisa senyum-senyum sendiri. Dan bayangin gue ada disana. Ya, emang gila. Tapi gue suka banget nget nget nget sama suasana malam dengan dihiasi moonlight :3 apalagi bulan Ramadhan kemaren moonlightnya bagus-bagus banget. Ada seseorang yang motoin itu moonlight, waaah..bagus sodaraaa! Fotonya gue curi dan gue simpen. Hihihii.. (Cuma buat dokumentasi pribadi kok,beneran!) Ga banyak bicara, gue cuma suka moonlight. udah itu aja. Gak pake karena.
My wish : dancing under the moonlight untill night ends. With you :)


****
Oke, itulah alasannya kenapa gue suka rain, beach, capuccino, sunset, dan moonlight. Meskipun akhir-akhirnya ga ada alasan. Hihihi ​(ˊ⌣ˋ")> .