Kamis, 20 Desember 2012

A change.. A time..

Lebih tepatnya hari haru. Kawasan timur kota pahlawan diselimuti mendung. Angin yang bercampur asap knalpot kendaraan,mengurangi kesegaran udara yang pada saat itu seharusnya melegakan nafas.
"Uda de..Uda.. Gw ga perlu yang begituan.." Kairen meronta
"lu tu mau dibuat bagus, diem aja dulu napa sih. Bentaran ren..bentaaar.." ucap tari sambil memegangi dagu kairen.
Adalah tari, teman kairen semenjak ia menginjakkan kaki di kota pahlawan dengan status mahasiswi. Mereka perpaduan yang lengkap. Tari, dengan feminitasnya, dan kairen,dengan kepala yg sekeras batu dan slebor.
"ren, lu tu malu2in gw tau ga kalo cuma cabut model beginian. Baju oke,jilbab oke. Tas sama sepatu medium lah, oke sih tapi ga match.." tari melempar tas butut kairen.
"sialan lu tar,ini tas suci gw. Seharusnya nih ya, lu tu kudu wudlu dulu sebelum nyentuh ini tas!"
"sebodo amat! Mau suci taraf masjid kek atau taraf mekkah medinah ga ngoros! Ini mau ke kondangan ren..masak mau pake tas butut gitu.."
"haaaash... Lu tu cerewetnya uda kaya tiga emak gw dijadiin satu. Serius."
"pokoknya gw ga mo tau ya, baju yg uda gw siapin lu kudu pake, lengkap sama tas dan sepatunya, uda gw pilihin dan bersiin. Dipake! Ga mau tau, oke?"
"tapi lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gw dijadiin satu."
"kaireeen..dasar gila!"
"ga hanya gila tar, kurang ajar juga. Kamu sabaro ya.." kairen tertawa sembari menuju kamar mandi mengganti bajunya sesuai permintaan tari.

Wonper, 07:43

"perfect! Cantik amat lu ren. Tumben?" ujar igoy mengagetkan kairen yang lagi semburat memilih makanan.
Sejenak kairen merengut. Igoy, teman semasa ia aktif di salah satu unit kegiatan mahasiswa di kampusnya dulu. Dia dikenal dengan sebutan cometaku -Cowok Metropolis Anti Kumis- dikalangan teman seaktifis. Sekarang igoy tampil dengan hem lengan panjang yang tidak dikancingkan dengan daleman kaos putih lengkap dengan jins cowboy yang di film2 barat itu. Dan satu, dia berkumis. Seketika mulut kairen menganga.
"lu goy? Sumpah ini lu?" kairen membalik badan igoy dan mengamatinya dengan seksama. "tidak hanya cinta ya, cometaku seiring waktu juga berubah"
"lu kata gw baksonya cak idi yang seiring waktu jadi ga enak, gitu?" igoy terkekeh.
"kali aja ada christian sugiono berkumis nyasar kesini. Sama sapa lu?" kairen ikut tertawa.
"sama bini.. Lu? Tari?"
"nggak, sama manajer gua"
Jitakan tari dari belakang langsung kairen rasakan. Tidak hanya sekali, tapi bertubi. Hampir semua tamu melihat ke arah kegaduhan bercandanya mereka, tapi lagu wedding backsounds mengalihkan perhatian para tamu..
Mereka hanyut dalam nostalgia dulu yang mereka jalani, seolah reuni perak lah acara tersebut.

Seteng, 15:50

Tidak ada yang lebih dahsyat dari kombinasi gerimis hujan diluar dan selimut hangat di dalam kamar. Begitulah salah satu prinsip hidup kairen. (prinsip hidup? Iya, karena hampir 16jam dari 24jam waktu dibuat kairen untuk tidur). Meringkuk sepanjang sore sambil memimpikan zian adalah misinya sore itu. Iya, zian. Seorang yang sangat dicintainya.
Cahaya dari luar seketika menerangi kamarnya yang temaram. Langkah tergesa dan suara teriakan mengacaukan ritualnya. Tidak serta merta ia kaget, malah semakin membungkus dirinya dengan selimut bak kepompom.
"ren! Bangun! Pergi, yuk! Masak lu mendekam terus kaya ayam mau bertelor tapi masih ambeien."
Buntelan kepompom itu tetap tak bergerak.
"ren, satria uda di depan, kodook.. Si tape nanti mogok kalau dimatiin. Yuk, cepetan!"
Kairen menyahut dengan suara yang tak jelas.
Tari terpaksa bertindak ekstrim, menyingkap selimut dan memercikkan air di muka kairen dari gelas air disebelah tempat tidur.
Kairen menghindar, gelagapan. "sialaaaaan.... Invasi ruang privaaaat"
"uda de ga usah belagak, bangun ayo!"
Kairen terduduk dengan terpaksa, mata terpejam sebelah dan rambut semrawut acak.
"tar, berhubung lu uda hafal ni ya dimana letak kunci kamar gw, gw jelaskan satu aturan penting. Tidur siang adalah momen sakral buat gw. Bonus ujan lagi! Harusnya lu jalannya kesini pake lutut dan sungkem dulu sama springbed gua..."
"kita jemput sepupunya satria di stasiun, yuk! Jam lima keretanya nyampe. Lu mo pake baju apa gw siapin." tari seolah tidak mendengarkan khotbah kairen.
Kedua mata kairen terbuka. "lhoya..bentar..bentar.. Kenapa gw harus ikut? Itu kan sepupunya bangsat, lu yang pacarnya bangsat, kenapa gw dilibatin segala?"
Bangsat adalah panggilan horornya kairen pada satria pacarnya tari. Awalnya kairen memanggilnya bang satria, karena menurutnya kepanjangan disingkatlah jadi bangsat.
"soalnya si tape kalau mogok kan harus didorong, nah dorong kan butuh tenaga."
Kairen menganga lebar setengah tak percaya, "jadi gw dibangunin dari tidur suci gw cuma buat jadi tenaga cadangan dorong tape?"
"ya iyalah.. Buat apalagi?"
"yanabisalamalaika..ga sopan! Bener2 ga sopan! Gw cuma dianggap kuli dorong mobil." sambil menggerutu, kairen bangun.
"lu ditanyain mau pake baju yang mana kok."
"yang ini!" kairen menunjuk pakaian yang menempel di tubuhnya. Celana batik yang sudah mengusam dan kaos kegedean bertuliskan 'i love jogja' yang sudah tipis dan lentur seperti lap dapur.
"ya jangan segitunya lah ren. Lu ngambek, ya?"
"oh..tidak laah.. Gw cuma berdandan sesuai kasta gw aja. Kuli dorong mobil. Ayo, cabut!" sahut kairen seraya menyambar jaket putihnya dan jilbab instan hitamnya.

Teras depan 16:12

Tari memandang wajah temannya dengan perasaan khawatir. Kairen sudah bener2 mirip gembel diperempatan terminal bungurasih.
Namun kairen berjalan mantap keluar menantang pikuknya dunia, disambut satria yang kontan meringkuk terbahak melihat pemandangan nyentriknya itu.
"ren! Gilak lu kayak gembel sumpah! Keren!" teriak satria sembari merogoh ransel kamera. " siaap..satu, dua, tiga, pose!"
Dengan cepat kairen berpose ala cewek2 korea yang lagi memeragakan busana buat dijual di online shop.
"sip. Gw cetak 5R, nanti gw pajang di mading kampus"
"10R lah, sat. Standar majalah NYtime donk!"
"orang gila lu layanin, sayang. Liat tu mukanya hepi gitu. Tambah seneng lah dia." Tari menunjuk kairen yang mematut-matut di kaca spion mobil satria. Melihat dandanannya sendiri, ia tertawa bahagia.
Melihat itu satria juga mulai khawatir. " lu tau betapa gw menghargai setiap liter bensin gw kan, ren? Dan gw ga bisa matiin mesinnya si tape karena takut mogok. Tapi gw ngerelain waktu lima menit gw buat nunggu lu ganti baju. Kalau lu mau." kata satria penuh penekanan. Dia sebetulnya sudah bisa menduga pilihan kairen.
"daripada bensin lima menit lu habisin buat nunggu gw ganti baju, mendingan lu konversi jadi duit terus beliin gw minum. Jadi kuli gampang haus! Yuk!"
Jawaban tegas kairen menuntaskan kontroversial sore itu. Akhirnya, melajulah mobil taft yang sudah tua itu menyusuri jalanan.
Lagu "time is the trully changeness" meramaikan perjalanan mereka.

Gubeng, 17:45

Sayup suara kereta mutiara timur terdengar. Gerbong yang membawa penumpang dari bandung itu perlahan mengepulkan asapnya tanda mulai mengerem. Kairen masih sibuk dengan bbnya, sementara tari dan eko nampak sedang mencari sesosok manusia yang ia tunggu.
"say, sepupu lu tu kaya gimana orangnya?" keluh tari sambil tetap mencari di puluhan penumpang yang bejibun keluar dari stasiun.
"gw juga lupa say, terakhir ketemu sih esempe." timpal satria.
"astajim. Trus gimana nih? Namanya sapa? Ren! Bantu nyari kek!"
Kairen masih sibuk dengan bbnya. Tapi cubitan keras tari menyadarkannya.
"yang punya sepupu lu sat, gw yang repot. Namanya siapa?" seronoh kairen.
"algis!" jawab satria singkat sambil tetap mencari.
"ya'elah, untung bukan alfatihah!" gerutu kairen sambil menuju ruang informasi.
Agak lama tari dan satria mencari, tiba-tiba suara keras terdengar mengagetkan mereka. Tak lain, suara itu berasal dari informasi.
"pengumuman untuk saudara algis penumpang kereta mutiara timur dari bandung, sedang ditunggu oleh sepupu anda satria denga ciri-ciri,rambut setengah botak, perut maju dan ada tahi lalat di belakang telinga sebelah kanan, serta ditemani dua cewek cakep.."
Suara itu lantang. Satria langsung merah menyala mendengar pengumuman itu, sedang tari melangkah menuju kairen dan menariknya menjauhi bilik informasi.
"uda beres kan? Makanya, yang pinter donk kaya gw." ujar kairen bangga.
"gila lu!" satria dan tari kompak disambut gelak tawa bahagia kairen.
Seketika , seorang laki-laki dengan pakaian olahraga adidas menghampiri mereka sambil tersenyum. "sat, gw algis",ujarnya membuat keributan tiga manusia itu berhenti.
Kairen cengang,tari pun demikian. Sosok laki-laki tinggi putih dengan rambut ikal kecoklatan dan mata hitam itu tak asing bagi kairen. Seolah, ia sudah ribuan kali melihat sosok tersebut.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar