Jumat, 31 Oktober 2014

Persepsi Salah Terhadap Madura


Ada stereotipe yang salah oleh banyak orang ketika mendengar kata Madura. Benarkah Orang Madura Keras, mudah tersinggung dan temperamental. Predikat keras orang Madura oleh kebanyakan orang diyakini begitu saja. Padahal tidak ada fakta konkret tentang hal itu yang bias secara eksplisit menjelaskan bagaimana sejatinya karakter orang Madura.

Perilaku dan pola hidup komunal etnik Madura sering dikesankan atas dasar asumsi subjektif oleh orang luar Madura. Kesan demikian muncul dari suatu pencitraan yang tidak tepat yang berkonotasi negatif. Asumsi subjektif itulah yang seringkali melahirkan persepsi dan pola pandang yang keliru sehingga menimbulkan keputusan individual secara sepihak.

Padahal faktanya, bagi orang luar Madura yang pernah berinteraksi serta mengalami sendiri hidup dan tinggal bersama orang Madura, baik di pulau Madura maupun di luar pulau Madura, ternyata memiliki persepsi berbeda. Sebagaimana orang-orang dari etnik lain, orang Madura juga memiliki perangai, sikap dan perilaku sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain.

Sejatinya, baik di Madura atau luar Madura tentunya juga ada orang baik, keras, temperamental maupun orang berwatak halus. Maka menjadi penting membuat penegasan tentang konsep keras dalam hubungannya dengan sikap dan perilaku orang Madura.

PASTI!!! Disetiap sekumpulan orang, dalam jumlah kecil maupun skala besar, pasti ada yang antagonis dan protagonis. Ini cuma memaparkan tulisan teman saya yang dia kirimkan ke saya lewat email. Pengalamannya selama berada di madura beberapa hari. Sahabat baik saya. Baru kenal tapi rasanya sudah sejak lahir saya mengenalnya :) Check it Out...

"Orang Madura itu kasar, mereka bahkan banyak yang jadi penjahat. Coba lihat di Surabaya, sebagian besar preman di sana orang Madura"

Kalimat di atas pernah saya dengar dari seorang kawan yang lama merantau di Surabaya. Suatu hari dia pernah mengalami kejadian buruk dengan pencopet yang kebetulan berasal dari Madura. Kawan saya bukan satu-satunya orang yang hidup dengan stereotype seperti itu bukan? Jujurlah, beberapa dari kitapun pasti pernah punya persepsi buruk tentang orang Madura. Sama dengan persepsi buruk banyak orang ketika mendengar kata Makassar.

Keras, berangasan, emosional dan gampang naik darah. Itu gambaran orang tentang Madura (dan Makassar). Tapi kemudian saya jadi salah satu orang yang tercerahkan setelah menginjak langsung tanah Madura selama 3 hari 2 malam.

Sedikit demi sedikit, saya perlahan menyingkirkan stereotype umum tentang orang Madura. Bebek Songkem hanya pembuka, rasanya yang renyah dan lembut membuat saya berpikir, “Bagaimana mungkin sebuah bangsa yang dianggap kasar bisa menghasilkan bebek serenyah ini?” Dan itu benar-benar hanya pembuka. Selanjutnya batik gentongan dari desa Tanjung Bumi yang kembali membuat saya bertanya “Bagaimana mungkin sebuah bangsa yang dianggap kasar bisa menghasilkan karya sehalus ini?”

Malam harinya di pertunjukan tari topeng Madura saya mendengar kalimat dari supir kami yang orang Madura. “Saya yang orang Madura tidak ngerti bahasa yang dipakai tadi, bahasanya bahasa Madura halus.” Katanya. Nah kan? Mana mungkin sebuah bangsa yang dianggap kasar bisa punya bahasa halus? Dan satu per satu stereotype di kepala saya runtuh.

Hingga akhirnya saya sadar Madura hampir sama seperti Makassar. Perjalanan panjang sejarah yang penuh dengan pertentangan antar kerajaan dan pertentangan dengan penjajah dari Eropa membentuk karakter mereka (dan kami) menjadi karakter yang keras, blak-blakan dan apa adanya.

Di sisi lain alam Madura keras. Sepanjang jalan saya kerap menangkap pemandangan laut, ladang garam dan tanah tandus. Ingatan saya melayang pada kabupaten Jeneponto di Selatan kota Makassar yang punya tanah hampir serupa dengan Madura. Alam yang keras tentu membutuhkan manusia yang keras juga, hanya manusia dengan tekad kuat dan kemauan keras yang bisa hidup di atas alam yang tak ramah.

Perpaduan alam dan cerita sejarah yang panjang perlahan membuat orang-orang Madura hidup sebagai orang yang keras dan blak-blakan. Tapi di balik sifat keras mereka ada sifat terbuka yang sangat besar. Orang Madura tidak menutup diri pada pengaruh luar, dan untuk itu mereka pasti punya keramahan yang besar. Hanya orang-orang ramah yang bisa membuka diri untuk pengaruh dari luar bukan?

Begitulah... Jadi, bijaklah dalam menilai kami, ya, orang madura :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar